BOYOLALI — SMAN 1 Boyolali batal menggelar ujian nasional (UN) 2015 dengan sistem
computer based test (CBT).
Dengan demikian, tahun ini Boyolali harus absen untuk pelaksanaan
Ujian Nasioanl CBT setelah dua sekolah yang ditunjuk, yakni SMPN 1
Boyolali dan SMAN 1 Boyolali belum lolos verifikasi untuk UN CBT 2015.
“Setelah SMPN 1 Boyolali dinyatakan batal, kini SMAN 1 Boyolali juga
tidak lolos verifikasi. Permasalahan utama adalah jumlah komputer yang
belum memenuhi kebutuhan 1:3 siswa, serta spesifikasi komputer yang
belum memenuhi syarat ketentuan,” kata Kasi Kurikulum SMA/SMK Dinas
Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Boyolali, Lasno, saat
ditemui
Solopos.com, di ruang kerjanya, Senin (30/3/2015).
Dia menyampaikan untuk Ujian Nasional CBT 2015, komputer harus memakai
software orisinal. SMAN 1 Boyolali belum bisa memenuhi kebutuhan tersebut karena untuk membeli
software orisinal butuh biaya yang cukup banyak.
“Selain itu, UN CBT juga harus memakai
personal computer [PC],
bukan laptop atau tablet. Di SMAN 1, hanya ada 85 unit komputer,
padahal idealnya harus ada 117 unit komputer untuk 310 siswa di sekolah
tersebut,” papar dia.
Sekolah tersebut juga belum memiliki daya listrik cadangan yang mampu
menggerakkan minimal 100 unit komputer. “Meskipun tahun ini dua sekolah
di Boyolali gagal melaksanakan UN CBT, kami upayakan agar tahun depan
bisa terealisasi,” imbuh Lasno.
Kepala Sekolah SMAN 1 Boyolali, Agung Wardoyo, membenarkan sekolahnya
batal menggelar UN CBT tahun ini. Menurut dia, dari hasil verifikasi
Diknas Provinsi Jateng, SMAN 1 Boyolali masih memiliki kekurangan
khususnya dari sisi sarana dan prasarana.
Selain kuantitas komputer yang belum mencukupi, spesifikasi komputer
yang dimiliki sekolah juga banyak yang belum memenuhi syarat yang
ditentukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. “Misalnya, masih ada
komputer kami yang masih Pentium 3,” kata Agung, saat ditemui
Solopos.com di ruang kerjanya, Selasa (31/3/2015).
Selain itu, sekolah penyelenggara UN CBT paling tidak harus memiliki tiga
server. Namun, SMAN 1 Boyolali baru memiliki dua
server.
Menurut Agung, guru dan siswa di SMAN 1 Boyolali tidak
mempermasalahkan pembatalan pelaksanaan UN CBT. Justru yang saat ini
diutamakan adalan kesiapan kompetensi siswa untuk melaksanakan UN. Saat
sosialisasi UN CBT, jelas dia, justru banyak orang tua siswa yang
khawatir dengan sistem UN CBT.
“Mereka khawatir ada gangguan, misalnya listrik mati saat di
tengah-tengah ujian, persiapan yang mendadak dan sebagainya. Memang
benar, saat ini kami belum memiliki daya listrik cadangan untuk bisa
mengangkat 100-an unit komputer,” kata Agung.
Tahun depan, SMAN 1 Boyolali akan mempersiapkan lebih matang lagi
untuk UN CBT, khususnya pengadaan sarana dan prasarana yang memadai.
“Kami dapat dukungan dari Disdikpora. Kebetulan di sekolah kami tidak
ada uang komite, mungkin kami akan minta ke Disdikpora dan berharap
bisa mendapat alokasi dari APBD untuk pengadaan sarana prasarana
komputer,” jelas dia terkait ujian nasional di Boyolali.
Belum ada tanggapan untuk "UJIAN NASIONAL 2015 : Tahun Ini Boyolali Absen UN CBT"
Posting Komentar